Kamis, 06 Juni 2013

Fans dan Idolanya

Semua orang pasti punya Idola. Tentu saja. Tidak mungkin tidak. Entah itu idola dalam bidang olahraga, politik, kuliner, entertainment dan lain sebagainya.
Aku pun juga punya. Aku mengidolakan salah satu aktris di negeri ini. Begitu mengidolainya. Bahkan aku jadi punya hobby baru sekarang, stalking twitter idolaku itu. Awalnya sih aku tidak menyukai sosok yang pada akhirnya kuidolai ini. Entah kenapa aku menjadi tertarik untuk mengikuti timeline twitternya waktu itu. Dari sanalah aku jatuh cinta kepadanya. Gaya bicaranya yang ceplas ceplos, asal dan lucu itulah yang membuatku jadi mengidolakannya sekarang. Banyak yang membencinya karena gayanya itu, tapi aku tidak peduli. Aku mengidolakannya. Tidak peduli yang lain. Titik.
Sama seperti seorang penggemar pada umumnya yang selalu ingin dekat dengan idolanya, yang ingin diperhatikan, ingin diutamakan dan dianggap ada. Aku juga begitu. Aku iri dengan orang-orang lainnya yang mentionnya selalu mendapat balasan. Berbeda denganku, sepertinya mention-mentionku tenggelam begitu saja, tidak terlihat diantara puluhan, ratusan atau mungkin ribuan mention dari semua penjuru yang ditujukan ke 1 orang yang sama itu.
Kecewa? Pasti, ga munafik kok. Tapi bukan sesuatu yang besar buatku. Tidak sampai membuatku ngamuk-ngamuk dan mencaci maki dirinya.
Semakin mengikuti timeline nya, semakin aku tahu bahwa tidak sedikit juga yang memiliki nasib yang sama denganku. Banyak juga ternyata yang mentionnya tidak dibalas. Beberapa diantaranya menerima dengan lapang dada (sama seperti aku), tapi ada juga yang menunjukkan sikapnya dengan cara yang negatif. Memaksa dan membuat idolaku itu menjadi jengah.
Kucoba merenung dan memutar keadaan. Kubayangkan diriku apabila berada di posisi idolaku itu. Kupikir tidak mungkin juga membalas mention yang masuk ke akun twitterku yang jumlahnya bisa puluhan, ratusan atau bahkan ribuan setiap harinya. Niat hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Aku memiliki keterbatasan.
Jika aku seorang idola, maka sama halnya dengan manusia lainnya. Aku juga memiliki rasa lelah. Setelah seharian bekerja dengan jadwal yang padat (syuting, pemotretan, datang ke1 acara ke acara lainnya), aku juga pasti memerlukan waktu istirahat. Diantara rasa lelahku, mungkin aku masih bisa meladeni 1, 2, 3 fansku pada saat itu. Tapi kalau ratusan, ribuan hingga jutaan? Sekali lagi....aku mempunyai keterbatasan.
"masih banyak ya yg gak tau bahwa minta follow balik itu sgt mengganggy bila timeline Anda tdk sejalan dgn minat org? Emangnya friendster..." demikian tweet Reza Gunawan, seorang praktisi kesehatan holistik, sekaligus suami dari novelis Dee Lestari ini.
Aku tercenung. Sedemikian mengganggunya kah kata-kata folbek untuk para idola itu? Aku merenungkan kembali kalimat tadi dan berusaha membayangkan. Kupikir betul juga. Aku malah menjadi ingin bertanya kepada mereka-mereka yang merasa PD meminta folbek dari idolanya itu, apakah timeline kalian cukup hebat untuk dibaca para idola itu? Jangan sampai ya isinya hanya seputar kegalauan kalian saja. Jika isinya cukup worth it untuk dibaca maka tidak jadi masalahnya, namun jika sebaliknya, maka jangan berharap banyak ya. 
Karena bayangkan saja jika kalian berada diposisi mereka, memiliki fans yang jumlahnya gila-gilaan dan semuanya meminta folbek dari kalian. Kalau isi timeline kalian cukup oke sih masih fine-fine saja, tapi kalau hanya sekedar anak alay yang sedang labil dan butuh perhatian (kalau kata idolaku sih istilahnya fakir perhatian, hahaha), ooowww bagaimana kondisi mata dan hati kalian setiap kali membuka twitter?
Dari sinilah pada akhirnya aku menjadi paham dan merasa kasihan dengan para idola itu. Mereka manusia biasa, pernah lelah, pernah sakit, memiliki keterbatasan tapi harus tetap terlihat sempurna setiap saat. Bayangkan itu. Kalau aku sih tidak akan pernah sanggup. Nah kalau kalian?

Tidak ada komentar: